top of page
  • Writer's picturedella Soelistyawati

Seni, Budaya dan Religi dalam Arsitektur Mesjid Sultan Singapura

Updated: Sep 10, 2019


Dibangun oleh kerjasama antara 4 budaya yaitu Melayu, Cina, India dan Inggris, Singapura juga dikenal sebagai negara yang memiliki kekentalan seni dan budaya didalamya. Kampung Glam adalah salah satu contohnya. Kampung ini merupakan kawasan yang diberi oleh Sir Stamford Raffles untuk Temenggong Abdur Rahman dan Sultan Hussain setelah Singapura diserahkan ke Inggris. Sultan Hussain pun mendirikan istana dan mengajak seluruh keluarganya tinggal di kampung ini sehingga perlahan-lahan tempat ini menjadi tempat tinggal bagi masyarakat melayu dan muslim.

Pada tahun 1824, Sultan Hussain juga mendirikan bangunan mesjid yang tidak jauh dari istananya. Disinilah titik pertama agama Islam beserta seluruh budaya yang terkandung didalamnya berdiri di negera Singapura. Bangunan masjid yang pertama dibangun berbentuk masjid tradisional dengan budaya Jawa melekat didalamnya yaitu berupa atap limas bersusun tiga. Dana pembangunan masjid tersebut berasal dari sumbangan East India Company sebesar $3000 dolar dan donasi dari jemaah muslim setempat.

Gaya Gotik Mughal pada Arsitektur Mesjid Sultan. (Pict : K+AD Firma Ars)

Dengan berkembangnya Singapura menjadi pusat perdagangan kaum muslim, jumlah umat muslim di Singapura terus berkembang sehingga mesjid tersebut tidak muat untuk menampung jemaah yang beribadah disana. 100 tahun kemudian, Mesjid Sultan didesain ulang oleh arsitek Denis Santry dari Swan and Maclaren dengan mengadopsi gaya Sarasenik atau gaya Gotik Mughal lengkap dengan menara menggantikan masjid lama yang berarsitektur Jawa pada masjid sebelumnya.

Pada masa rekonstruksi sempat terjadi ketegangan dengan Letnan Jackson karena mesjid ini berada di ruas jalan North Bridge. Namun akhirnya, North Bridge Street dibelokan mengitari mesjid dan diperpanjang sampai ke Arab Street.

Interior Mesjid Sultan. (Pict : K+AD Firma Ars)

Ada hal yang menarik pada elemen arsitektural di Mesjid ini yaitu di setiap dasar kubah didekorasi dengan botol kaca berwarna hijau yang disusun terbalik. Ini merupakan sumbangan dari umat Muslim yang kurang mampu selama masa pembangunannya. Hal ini menunjukan bahwa tidak hanya umat kaya saja yang dapat berkontribusi dalam pembangunan mesjid. Warna bangunan mesjid ini dicat dengan warna kuning pastel sebagai ciri khas dari warna kerajaan Melayu.

Karakter Kerajaan Melayu di Mesjid Sultan. (Pict : K+AD Firma Ars)

Kawasan ini menjadi Tempat Wisata Seni, Budaya dan Religi. (Pict: K+AD Firma Ars)

Sampai saat ini, Mesjid Sultan dan Kampong Glam menjadi salah satu tempat wisata budaya, sejarah dan religi yang terus didatangi turis di Singapura. Kawasan ini pun sudah dikelilingi dengan pedagang-pedagang cinderamata dan restaurant yang menjual makanan halal.

Untuk info dan gambar lainnya tentang Mesjid Sultan Singapura bisa dilihat dari link dibawah ini :

Batam, 8 Januari 2018

K+AD Firma Arsitektur

Dokumentasi : K+AD Firma Arsitektur

Channel Youtube : K+AD Firma Arsitektur

Instagram : @kadfirmaars

Website : www.kadfirmaarsitektur.com

256 views0 comments

K+AD
F I R M A  A R S I T E K T U R

bottom of page