della Soelistyawati
KAD bicara Hotel Blackbird Bandung. Yay or Nay?
Updated: Aug 29, 2019
Seiring dengan tren membagikan foto liburan di media sosial, bisnis hotel kekinian pun menjamur di berbagai kota. Beragam hotel dengan desain yang unik dan artsy mulai lahir untuk memenuhi tuntutan persaingan bisnis. Tidak bergantung lagi pada harga kamar, operator hotel atau hotel berbintang, wisatawan domestik ataupun mancanegara menjadikan desain hotel yang menarik sebagai salah satu pertimbangan dalam menginap.
Maja group adalah salah satunya. Hotel Blackbird yang terletak di jalan Sersan Bajuri Bandung merupakan hotel budget dengan desain kekinian yang disukai untuk memenuhi feed sosial media.
How about the design?
Mengadopsi unsur less is more milik Mies Van De Rohe, hotel Blackbird ini memulai perjalanan arsitekturnya dengan kubus berwarna putih berisi lobby semi-outdoor yang minimalis dan toko kecil disampingnya. Kemudian dilanjutkan dengan perpindahan dari kubus tersebut melalui ramp outdoor dengan pemandangan alam di kanan kirinya menuju bangunan restoran yang mengadopsi gaya Mid Century.
Restoran Sea Como Sea berhasil menonjolkan gaya Mid Century-nya dengan penggunaan material yang berwarna warni. Restoran ini berkonsep semi outdoor dengan atap skylight menggunakan material tenda dan divariasikan dengan kisi-kisi kayu yang berfungsi sebagai sun-shading sekaligus dekoratif. Pada area bar terdapat keramik motif Mid-Century dipadukan dengan cat warna pastel dan ornamen kayu pada dinding. Untuk furnitur, Sea Como Sea menggunakan konsep vintage yaitu kombinasi antara sofa single berkaki emas, meja bulat kayu dengan kaki meja yang bulky juga meja panjang bermaterial marmer. Desain lantainya merupakan poin paling menarik pada desain restoran ini. Potongan marmer pecah berukuran sedang berwarna hitam, putih, orange dan beberapa warna pastel lainnya membangun suasana ramai di restoran.


Massa bangunan Hotel Blackbird pun berhenti sekali lagi. Terdapat 2 massa kubus berwarna putih diseberang restoran yang berisi 29 kamar tidur. Kedua massa kubus berisi kamar ini dilengkapi dengan railing diamond mesh berwarna hitam dengan handrail kayu serta pintu kamar berwarna kayu oak yang menonjol diantara bangunan serba putih tersebut.

Pada desain kamar tidur, terdapat kombinasi dinding backdrop kayu dengan dinding cat warna putih juga penggunaan lantai potongan marmer pecah seperti di restoran namun dengan ukuran yang lebih kecil. Terdapat juga tempat tidur dipan kayu, rak bermaterial pipa dan lemari vintage kayu yang memberi nuansa minimalis semi industrialis. Pada beberapa kamar terdapat balkon dek kayu dengan konstruksi panggung agar tetap dapat menanam pohon.


Secara keseluruhan Hotel Blackbird terdiri dari 4 massa bangunan di tapak yang berada dalam elevasi kontur. Hubungan antar massa menggunakan ramp dan tangga beton ekspos. So, that's all the YAY-things of Blackbird Hotel.


The Nay-Things
Terletak di kota negara tropis yang sering hujan, Hotel Blackbird menggunakan atap dengan kemiringan rendah dan terdapat begitu banyak bidang dinding yang besar tanpa tali air. Selain itu, hubungan antar beberapa massa tidak dilengkapi dengan kanopi pada selasar atau ramp nya, sehingga ketika hujan pengunjung harus menggunakan payung atau jas hujan untuk menyeberangi antara massa.


Dalam segi arsitektur sangat disayangkan karena menambahkan hal-hal tersebut sama sekali tidak mengurangi estetika desain minimalis yang tampak pada wajah hotel tersebut. Spread love no hate :) Sharing is caring, selamat mencoba berlibur di Hotel Blackbird.
#konsultan #batam #bandung #hotel #hotelarchitecture #arsitekturhotel #hotelreview #boutiquehotel #arsitektureklektik #arsitekindonesia #kadfirmaarsitektur #arsitek #arsitektur #jalanarsitek #arsitekbatam #arsitekturbandung #blackbird #hotelblackbird #reviewdesain #desain #desainhostel #design #kad #modern #modernarchitecture #minimalism #industrialis #midcentury #review #buildingreview