Masjid Umar bin Khattab berada di dalam lingkungan sebuah perumahan Bentang Artha Residence. Berdiri di atas lahan seluas 785.600m2, bangunan ini didesain dengan harapan menjadi identitas bagi lingkungan tersebut. Oleh karena itu, arsitek menghindari bangunan bertipologi masjid yang pada umumnya berbentuk kubah atau persegi dengan menerapkan bentuk massa yang terinspirasi dari bentuk peci yaitu oval.
Bentuk oval dinilai lebih responsif terhadap bentuk lahan yang tidak geometris sehingga integrasi antara orientasi utama (arah kiblat) dan sirkulasi pengguna bangunan lebih teratur dengan cara meletakan mihrab dan pintuk masuk sisi yang berlawanan. Pintu masuk didesain berdekatan dengan pedestrian dan bersinggungan dengan akses dari tempat wudhu yang terletak di bagian bawah masjid agar memudahkan pengguna dalam wayfinding.
Denah masjid yang berbentuk oval memberikan pengalaman ruang panoramic yang membuat ruangan masjid terasa lebih luas. Jendela-jendela besar yang mengelilingi bangunan masjid memberikan bukaan yang memberikan persepsi outside-in sehingga bangunan terasa menyatu dengan alam sekitar.
Bentuk oval juga tercermin pada plafond masjid yang didesain unik dengan GRC cetak berwarna putih yang berpola geometris bintang segi enam khas bangunan islam yang dipadukan dengan elemen kayu warna walnut yang seolah-olah membingkai plafond warna putih. Keunikan lainnya ada pada atap yang juga berbentuk oval yang mengerucut di bagian puncaknya dengan tambahan skylight yang membelah atap di bagian tengah, memberikan pencahayaan alami ke dalam bangunan ketika siang hari.
Konstruksi beton bertulang dipilih untuk memperoleh kesan gagah dan kokoh pada konstruksi kulit bangunan yang memiliki bentuk yang unik yaitu prisma segitiga yang melancip ke arah langit sebagai representasi dari aspirasi yang tinggi dan harapan untuk mencapai surga dengan tujuan agar setiap pengguna bangunan akan selalu ingat bahwa mereka hanyalah makhluk yang kecil di hadapan Allah SWT.